Minggu, 15 Desember 2019

GATHOLOCO - Rahasia Ilmu Sejati dan Asmaragama



Serat Gatholoco

GATHOLOCO - Rahasia Ilmu Sejati dan Asmaragama




GATHOLOCO
Rahasia Ilmu Sejati dan Asmaragama

Gatholoco adalah lambang Lelaki Sejati, ia yang mampu memahami proses penciptaan manusia melalui lingga dan yoni, yang menjadi penyebab turunnya ruh ke bumi. Lelaki Sejati adalah ia yang sanggup mengendalikan segala anasir di dalam dirinya.
Buku ini menceritakan kembara Gatholoco menaklukkan lima wanita yang merepresentasikan unsur-unsur halus di dalam diri manusia: Rêtna Dewi Lupitwati (yoni/kundalini), Mlênuk Gêmbuk (memori), Dudul Mêndut (kesadaran), Rara Bawuk (emosi), dan Dewi Bleweh (pikiran). Seolah berbicara kepada diri sendiri, Gatholoco kemudian membabar rahasia ilmu sejati dan ketuhanan dengan bahasa yang memukau dan sarat makna.
Berangkat dari kisah Gatholoco yang legendaris, Damar Shashangka berikhtiar untuk menyuguhkan kembali Filsafat Lingga Yoni, ajaran kuno yang nyaris sirna dari bumi Pertiwi. Dengan jernih ia mengulasnya melalui bahasa tiga tradisi spiritual yang berkembang di Nusantara: Tasawuf Islam, Siwa Buddha, dan Kejawen.
Di bagian akhir, penulis menyarikan ajaran Aji Asmaragama dari beragam kitab kuno. Aji Asmaragama adalah pengetahuan olah asmara yang membahas cara mencapai kepuasan jasmani dan ruhani dalam sanggama, beberapa aji untuk memikat hati wanita dan memberikan kenikmatan kepadanya bahkan tanpa bersentuhan, sejumlah sarana dan ramuan untuk meningkatkan kualitas hubungan badan, serta metode spiritual untuk memperoleh keturunan sesuai yang diharapkan.

Judul | GATHOLOCO : Rahasia Ilmu sejati dan Asmaragama
Penulis | Damar Shashangka
Tebal | 400 halaman
Harga | Rp 69.800,-
ISBN | 978-979-17998-9-8

http://damar-shashangka.blogspot.com/2013/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_21.html
====================================

Buku ini menceritakan kembara Gatholoco menaklukkan lima wanita yang merepresentasikan unsur-unsur halus di dalam diri manusia: Rêtna Dewi Lupitwati (yoni/kundalini), Mlênuk Gêmbuk (memori), Dudul Mêndut (kesadaran), Rara Bawuk (emosi), dan Dewi Bleweh (pikiran).


lupit = rupêk, ora ombèr.
mlênuk = mêthuthuk, katon nyêmpluk gêdhe.
gêmbuk = mêmêl, êmpuk, guling cêndhak sarta bundêr.
dudul = kena disogok (disêdul) supaya sing ana ing jêro bisa mêtu.
mêndut-mêndut = obah-obah ngêpir.
bawuk = pawadonan.
bleweh = kabukak amba

Namung kantun kusuma yu, 
Rêtna Dewi Lupitwati
mapan lênggah arsa bantah, 
Gatholoco nabda aris, 
Sireku keri priyangga, 
êmbane kalawan cantrik.

Tinggal sang bunga yang cantik, 
Retna Dewi Lupitwati, 
segera mempersiapkan diri hendak berbantahan, 
Gatholoco berkata, 
Hanya tinggal kamu seorang, 
emban dan cantrikmu.

PUPUH IX Kinanti pada 2

Satunggal wastanipun, 
apêparab Dewi Mlênuk Gêmbuk
nama Dewi Dudul Mêndut kang satunggil, 
mêrak ati dhasar ayu, 
cantrik kalih ugi wadon.Yang seorang bernama, 
Dewi Mlenuk Gembuk (Mlenuk : Barang kecil yang menonjol dan montok, Gembuk : empuk ~ barang kecil yang menonjol montok dan empuk), 
yang lain bernama Dewi Dudul Mendut (Dudul : Disogok, Mendut : Terayun ~ yang disogok bisa terayun-ayun), 
sangat cantik memikat hati, 
keduanya perempuan semua.

PUPUH VII Gambuh pada 10
Kabeh ingkang sipat gêsang, 
kang ana ing dunya iki, 
Pangucape Pirang Kêcap, 
mangka Leklu iku Klimis, 
Gatholoco miyarsi, 
reka-reka tan sumurup, 
malenggong palingukan, 
gedheg-gedheg angucemil, 
Rara Bawuk gumujêng alatah-latah.
Semua manusia yang hidup, 

yang ada didunia ini, 
berapakah banyak ucapan yang keluar dari mulut mereka? 
Sedangkan Leklu pasti Klimis, 
Gatholoco mendengar, pura-pura tidak memahami, 
terlolong celingukan, 
menggelengkan kepala kebingungan, 
Rara Bawuk tertawa terbahak-bahak.

PUPUH VIII Sinom pada 29

Angucap Ingsun wus kalah, 
saprentahmu sun lakoni, 
gantya Dewi Bleweh mapan, 
lênggah nêja bantah ilmi, 
Sang Dewi Bleweh angling, 
Badhenên cangkrimaningsun, 
Isine alam dunya, 
kabeh Ana Pirang Warni, 
lawan Pira Rasane lamun Pinangan.
Berkata Aku sudah kalah, 

apapun keinginanmu aku jalankan, 
kini ganti Dewi Bleweh maju kemuka, 
duduk hendak berbantahan ilmu, 
Sang Dewi Bleweh berkata, 
Jawablah teka-tekiku ini, 
Berapakah jumlah isi alam dunia ini? 
Dan berapakah jumlah rasa seluruh isi alam dunia ini jika dimakan?
PUPUH VIII Sinom pada 33

====================================



Tidak ada komentar:

Posting Komentar