GATHOLOCO - Rahasia Ilmu Sejati dan Asmaragama
GATHOLOCO
Rahasia Ilmu Sejati dan Asmaragama
Gatholoco adalah lambang Lelaki Sejati, ia yang mampu memahami proses penciptaan manusia melalui lingga dan yoni, yang menjadi penyebab turunnya ruh ke bumi. Lelaki Sejati adalah ia yang sanggup mengendalikan segala anasir di dalam dirinya.
Rahasia Ilmu Sejati dan Asmaragama
Gatholoco adalah lambang Lelaki Sejati, ia yang mampu memahami proses penciptaan manusia melalui lingga dan yoni, yang menjadi penyebab turunnya ruh ke bumi. Lelaki Sejati adalah ia yang sanggup mengendalikan segala anasir di dalam dirinya.
Buku ini menceritakan kembara Gatholoco menaklukkan lima
wanita yang merepresentasikan unsur-unsur halus di dalam diri manusia: Rêtna
Dewi Lupitwati (yoni/kundalini), Mlênuk Gêmbuk (memori), Dudul Mêndut
(kesadaran), Rara Bawuk (emosi), dan Dewi Bleweh (pikiran). Seolah berbicara
kepada diri sendiri, Gatholoco kemudian membabar rahasia ilmu sejati dan
ketuhanan dengan bahasa yang memukau dan sarat makna.
Berangkat dari kisah Gatholoco yang legendaris, Damar
Shashangka berikhtiar untuk menyuguhkan kembali Filsafat Lingga Yoni, ajaran
kuno yang nyaris sirna dari bumi Pertiwi. Dengan jernih ia mengulasnya melalui
bahasa tiga tradisi spiritual yang berkembang di Nusantara: Tasawuf Islam, Siwa
Buddha, dan Kejawen.
Di bagian akhir, penulis menyarikan ajaran Aji Asmaragama
dari beragam kitab kuno. Aji Asmaragama adalah pengetahuan olah asmara yang
membahas cara mencapai kepuasan jasmani dan ruhani dalam sanggama, beberapa aji
untuk memikat hati wanita dan memberikan kenikmatan kepadanya bahkan tanpa
bersentuhan, sejumlah sarana dan ramuan untuk meningkatkan kualitas hubungan
badan, serta metode spiritual untuk memperoleh keturunan sesuai yang diharapkan.
Judul | GATHOLOCO : Rahasia Ilmu sejati dan Asmaragama
Penulis | Damar Shashangka
Tebal | 400 halaman
Harga | Rp 69.800,-
ISBN | 978-979-17998-9-8
Judul | GATHOLOCO : Rahasia Ilmu sejati dan Asmaragama
Penulis | Damar Shashangka
Tebal | 400 halaman
Harga | Rp 69.800,-
ISBN | 978-979-17998-9-8
http://damar-shashangka.blogspot.com/2013/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_21.html
====================================
Buku ini menceritakan kembara Gatholoco menaklukkan lima wanita yang
merepresentasikan unsur-unsur halus di dalam diri manusia: Rêtna Dewi
Lupitwati (yoni/kundalini), Mlênuk Gêmbuk (memori), Dudul Mêndut
(kesadaran), Rara Bawuk (emosi), dan Dewi Bleweh (pikiran).
lupit = rupêk, ora ombèr.
mlênuk = mêthuthuk, katon nyêmpluk gêdhe.
gêmbuk = mêmêl, êmpuk, guling cêndhak sarta bundêr.
dudul = kena disogok (disêdul) supaya sing ana ing jêro bisa mêtu.
mêndut-mêndut = obah-obah ngêpir.
bawuk = pawadonan.
bleweh = kabukak amba
Namung kantun kusuma yu,Rêtna Dewi Lupitwati,mapan lênggah arsa bantah,Gatholoco nabda aris,Sireku keri priyangga,êmbane kalawan cantrik.Tinggal sang bunga yang cantik,Retna Dewi Lupitwati,segera mempersiapkan diri hendak berbantahan,Gatholoco berkata,Hanya tinggal kamu seorang,emban dan cantrikmu.
PUPUH IX Kinanti pada 2
Satunggal wastanipun,
apêparab Dewi Mlênuk Gêmbuk,
nama Dewi Dudul Mêndut kang satunggil,
mêrak ati dhasar ayu,
cantrik kalih ugi wadon.Yang seorang bernama,
Dewi Mlenuk Gembuk (Mlenuk : Barang kecil yang menonjol dan montok, Gembuk : empuk ~ barang kecil yang menonjol montok dan empuk),
yang lain bernama Dewi Dudul Mendut (Dudul : Disogok, Mendut : Terayun ~ yang disogok bisa terayun-ayun),
sangat cantik memikat hati,
keduanya perempuan semua.
PUPUH VII Gambuh pada 10
Kabeh ingkang sipat gêsang,
kang ana ing dunya iki,
Pangucape Pirang Kêcap,
mangka Leklu iku Klimis,
Gatholoco miyarsi,
reka-reka tan sumurup,
malenggong palingukan,
gedheg-gedheg angucemil,
Rara Bawuk gumujêng alatah-latah.
Semua manusia yang hidup,
yang ada didunia ini,
berapakah banyak ucapan yang keluar dari mulut mereka?
Sedangkan Leklu pasti Klimis,
Gatholoco mendengar, pura-pura tidak memahami,
terlolong celingukan,
menggelengkan kepala kebingungan,
Rara Bawuk tertawa terbahak-bahak.
PUPUH VIII Sinom pada 29
Angucap Ingsun wus kalah,
saprentahmu sun lakoni,
gantya Dewi Bleweh mapan,
lênggah nêja bantah ilmi,
Sang Dewi Bleweh angling,
Badhenên cangkrimaningsun,
Isine alam dunya,
kabeh Ana Pirang Warni,
lawan Pira Rasane lamun Pinangan.
Berkata Aku sudah kalah,
apapun keinginanmu aku jalankan,
kini ganti Dewi Bleweh maju kemuka,
duduk hendak berbantahan ilmu,
Sang Dewi Bleweh berkata,
Jawablah teka-tekiku ini,
Berapakah jumlah isi alam dunia ini?
Dan berapakah jumlah rasa seluruh isi alam dunia ini jika dimakan?
PUPUH VIII Sinom pada 33
====================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar